Sabtu, Agustus 25, 2007

Burung Dengan Sebelah Sayap

Burung dengan sebelah sayap
Oleh : Gede Prana


Seorang SAHABAT dengan potensi tinggi, mengeluh berat setelah pindah-pindah kerja di lebih dari lima tempat

Tadinya, saya fikir ia mencari penghasilan yang lebih tinggi.

Setelah mendengarkan dengan penuh empati, SAHABAT ini rupanya mengalami kesulitan dengan lingkungan kerja

Di semua tempat kerja sebelumnya, dia selalu bertemu dengan orang yang tidak cocok. Di sini tidak cocok dengan atasan, di situ bentrok dengan rekan sejawat, di tempat lain malah diprotes bawahan

Kalau SAHABAT di atas berhobi pindah-pindah kerja, seorang SAHABAT saya yang lain punya pengalaman yang lain lagi.

Setelah berganti istri sejumlah tiga kali, dengan berbagai alasan yang berbau tidak cocok, ia kemudian merasa capek dengan kegiatan berganti-ganti pasangan ini.

Seorang pengusaha berhasil punya pengalaman lain lagi. Setiap kali menerima orang baru sebagai pimpinan puncak, ia senantiasa semangat dan penuh optimis. Seolah-olah orang baru yang datang pasti bisa menyelesaikan semua masalah. Akan tetapi, begitu orang baru ini berumur kerja lebih dari satu tahun, maka mulailah kelihatan busuk-busuknya. Dan ia pun mulai capek dengan kegiatan berganti-ganti pimpinan puncak ini

Digabung menjadi satu,

seluruh cerita ini menunjukkan bahwa kalau motif kita mencari pasangan - entah pasangan hidup maupun pasangan kerja

adalah mencari orang yang cocok di semua bidang,

, sebaiknya dilupakan saja.

Bercermin dari semua inilah, maka sering kali saya ungkapkan di depan lebih dari ratusan forum,

bahwa fundamen paling dasar dari manajemen sumber daya manusia adalah :manajemen perbedaan
Yang mencakup dua hal mendasar : menerima perbedaan dan mentransformasikan perbedaan sebagai kekayaan.

Sayangnya,

kendati idenya sederhana, namun implementasinya memerlukan upaya yang tidak kecil

Ini bisa terjadi, karena tidak sedikit dari kita yang menganggap diri seperti burung yang bersayap lengkap.

Bisa terbang (baca : hidup dan bekerja ) sendiri tanpa ketergantungan pada orang lain.

Padahal,
meminjam apa yang pernah ditulis Luciano de Crescendo,

kita semua sebenarnya lebih mirip dengan burung yang bersayap sebelah

Dan hanya bisa terbang kalau mau berpelukan erat-erat bersama orang lain.

Anda boleh berpendapat lain, namun pengalaman, pergaulan dan bacaan saya menunjukkan dukungan yang amat kuat terhadap pengandaian burung bersayap sebelah terakhir.

Di perusahaan
hampir tidak pernah saya bertemu pemimpin berhasil tanpa kemampuan bekerja sama dengan orang lain.

Di keluarga
tidak pernah saya temukan keluarga bahagia tanpa kesediaan sengaja untuk 'berpelukan' dengan anggota keluarga yang lain.

Di tingkat pemimpin negara
orang sehebat Nelson Mandela dan Kim Dae Jung bahkan mau ……… berpelukan bersama orang yang dulu pernah menyiksanya

Lebih-lebih kalau kegiatan berpelukan ini dilakukan dengan penuh cinta.

Ia tidak saja merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, mentransformasikan kegagalan menjadi keberhasilan, namun juga membuat semuanya tampak indah dan menyenangkan

Makanya, penulis buku Chicken Soup For The Couple Soul mengemukakan, cinta adalah rahmat Tuhan yang terbesar

Demikian besarnya makna dan dampak cinta, sampai-sampai ia tidak bisa dibandingkan dengan apapun.

Rugi besarlah manusia yang selama hidupnya tidak pernah mengenal cinta

Ia seperti pendaki gunung yang tidak pernah sampai di puncak gunung. Capek, lelah, penuh perjuangan namun sia-sia.

Ini semua, mendidik saya untuk hidup dengan pelukan cinta. Di pagi hari ketika baru bangun dan membuka jendela, saya senantiasa berterimakasih akan pagi yang indah. Dan mencari-cari lambang cinta yang bisa saya peluk. Entah itu pohon bonsai di halaman rumah, ikan koi di kolam, atau suara anak yang rajin menonton film kartun. Begitu keluar dari kamar tidur, akan indah sekali hidup ini rasanya kalau saya mencium anak, atau istri. Melihat burung gereja yang memakan nasi yang sengaja diletakkam di pinggir kali , juga menghasilkan pelukan cinta tersendiri. Demikian juga dengan di kantor, godaan memang ada banyak sekali. Dari marah, stres, frustrasi, egois sampai dengan nafsu untuk memecat orang.

Demikian juga dengan di kantor, godaan memang ada banyak sekali. Dari marah, stres, frustrasi, egois sampai dengan nafsu untuk memecat orang.Namun, begitu saya ingat karyawan dan karyawati bawah yang bekerja penuh ketulusan, dan menghitung jumlah perut yang tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan, energi pelukan cinta entah datang dari mana.

Kembali ke pengandaian awal tentang burung dengan sebelah sayap.

Tuhan memang tidak pernah melahirkan manusia yang sempurna.

Kita selalu lebih di sini dan kurang di situ. Atau sebaliknya. Kesombongan atau keyakinan berlebihan yang menganggap kita bisa sukses sendiri tanpa bantuan orang lain, hanya akan membuat kita bernasib sama dengan burung yang bersayap sebelah, namun memaksa diri untuk terbang.

Sepintar dan sehebat apapun kita, tetap kita hanya akan memiliki sebelah sayap

Mau belajar, berjuang, berdoa, bermeditasi atau sebesar dan sehebat apapun usaha kita, semuanya akan diakhiri dengan jumlah sayap yang hanya sebelah
Oleh karena alasan inilah, saya selalu ingat pesan seorang SAHABAT untuk memulai kehidupan setiap hari dengan pelukan.

Entah itu memeluk anak, memeluk istri, memeluk kehidupan, memeluk alam semesta, memeluk Tuhan atau di kantor memulai kerja dengan 'memeluk' orang lain.

Ok SAHABATS,

Have a day full ofSMILE, GOOD WORK, SUCCESS & LOVE

Salam SAHABAT,

ED

Selasa, Agustus 21, 2007

Energi Positif vs Energi Negatif

"Saya sekarang sedang gundah. Saya merasa kecil. Saya sedang jatuh. Saya merasa tidak mampu. Pokoknya semuanya yang negatif sedang berada pada diri saya.."

Keluhan tersebut sering sekali terjadi pada diri kita..

Lingkungan sekitar, teman-teman sekitar, sahabat kita, dan keluarga kita sangat menentukan pola pikir kita, apakah akan positif atau negatif.

Kita akan positif di lingkungan yang positif.

Dan Kita akan negatif di lingkungan yang negatif.

Memang seperti itu adanya.

Semuanya tanpa kita sadari.

Disaat kita memiliki sebuah ide brilian yang positif dan ide tersebut diceritakan pada lingkungan yang negatif, maka ide kita akan ditolak. Ada dua kemungkinan sikap kita. Pertama bila pikiran dan hati kita lemah langsung berpikir yang sama dengan lingkungan kita dan akhirnya ide tersebut terbuang sia-sia. Kedua bila pikiran dan hati kita kuat dan tetap teguh pada ide kita, maka kita akan pergi mencari lingkungan lain yang positif dan mendukung kita malah ide kita akan lebih berkembang lagi.

Sebagai contoh, seseorang menceritakan keinginannya menjadi Pengusaha pada teman-temannya. Kemudian teman-temannya itu memberi tanggapan seperti ini : "ngapain lo jadi pengusaha?" "Emangnya lo punya modal?" "Entar rugi lo?" "Emang lo bisa apa?" "mending kaya kita-kita, dah pasti tiap bulan dapat gaji, gak pusing-pusing lagi"

Kira-kira apa yang terjadi dengan si calon Pengusaha tadi? Secara otomatis pikirannya akan memikirkan kembali keinginannya itu. Entahlah dia akan melanjutkan visinya itu atau tidak, yang pasti di dalam pikirannya sudah ada rencana untuk membatalkan rencana itu. Dan semua itu tergantung dari lingkungan dan kekuatan positif yang dia punya.

Hal tersebut juga dapat berlaku di dalam lingkungan keluarga kita. Bila anda berpikir kembali, sejak kecil kita sudah diberi energi negatif tentang entrepreneur. Kita selalu dipesankan oleh orang tua kita "belajar yang pinter nak! Lulus dengan nilai yang baik! Terus kuliah di PT ternama! Lulus dengan IP diatas 3! Setelah itu kamu cari kerja di Perusahaan yang bonafit!".
Selalu saja hal tersebut yang dipesankan orang tua kepada anaknya. Dan itu tidak sedikit, coba tanya pada diri Anda sendiri, apakah orang tua kita dulu seperti itu.

Dan pada akhirnya pesan-pesan tersebut telah tertanam pada diri Anda sampai sekarang. Dan akhirnya anda pun akan kesulitan disaat kelak berkeinginan menjadi Pengusaha.
Maka sebaiknya bila kita mempunyai suatu visi dan atau minat, maka sebaiknya kita juga bergabung dengan orang-orang yang memiliki visi dan atau minat yang sama.

Contohnya, bila Anda mempunyai minat menjadi Entrepreneur atau ingin beralih dari karyawan menjadi pengusaha maka ada baiknya bergabung dengan Komunitas Tangan Di Atas (TDA). Maka nantinya energi yang timbul adalah energi positif.

Jangan sampai "salah kamar", nanti malah energi negatif yang muncul !!

To Be Entrepreneur
Salam FUNtastic!!

Jumat, Agustus 17, 2007

HUT RI KE 62






MERDEKA !!


MERDEKA !!


MERDEKA !!


Hari Ulang Tahun RI ke 62


Sudah cukup lama juga Indonesia merdeka.


Sudah cukup lama juga Indonesia lepas dari penjajah.


Sekarang, pikirkan secara mendalam


Apa arti kemerdekaan?


Apa yang sudah Anda berikan kepada negara dalam mengisi Kemerdekaan?


Anda sudah cukup punya andil pada negara?


Atau malah selama ini Anda hanya meminta pada negara, tanpa ingin memberi.
Apakah benar sekarang Indonesia sudah benar-benar MERDEKA?


Anda tahu berapa lama Indonesia dijajah Belanda?


Apakah Anda tahu?


Jika benar tahu, berapa tahun lamanya?


350 tahun? 3,5 Abad?


Ternyata tidak, Indonesia dijajah Belanda tidak selama itu, malah tidak sampe hitungan puluhan tahun.


Mengapa begitu?


Ternyata yang menjajah Indonesia selama 350 tahun itu bukanlah Pemerintah Belanda, tetapi VOC yang menjajah bangsa kita selama itu.


Siapa itu VOC?


VOC adalah sebuah perusahaan di Belanda yang datang ke Indonesia ingin mengambil SDA bangsa kita, rempah-rempah dari negara Indonesia yang kaya akan SDA untuk dijadikan bahan baku perusahaan tersebut, VOC.


Oleh karenanya mereka disebut oleh bangsa Indonesia adalah kompeni, atau berasal dari kata Company yang artinya Perusahaan.


Jika memang benar begitu adanya, berarti sampai sekarang pun Indonesia masih dijajah dan belum MERDEKA.


Jika Anda perhatikan siapa yang mengusai perekonomian di Indonesia, Anda lihat pakaian yang Anda pakai, apakah buatan lokal Indonesia? atau impor?


Sekarang Anda lebih bangga menggunakan produk lokal atau import?
Tidak sedikit perusahaan asing (Multi National Company) di Indonesia yang datang di Indonesia hanya mementingkan profit semata.


Sudah merdekakah Indonesia?

Pentingnya FOKUS Dalam Berbagai Hal

Assalamualaikum Wr. Wb.

Masih melanjutkan cerita postingan sebelumnya. Hari Rabu sore tanggal 15 Agustus 2007 saya kembali ke Purwokerto. Siangnya sebelum berangkat ke Purwokerto saya mendapat SMS dari salah satu member TDA, yaitu sang Retail Expert, Pak Adib Munajib. Beliau sedang berada di Purwokerto rupanya dan ingin silaturrahim dengan saya. Dengan menggunakan bahasanya Pak Adib, saya bilang ini merupakan Hukum Ketertarikan yang disebabkan oleh visi yang sama.

Suatu kebetulan yang indah menurut saya, saya menjadwalkan sore tanggal 15 Agustus untuk kembali ke Purwokerto dan esok pagi sampai di Purwokerto. Dan saya kirim balik SMS ke Pak Adib, "InsyaAllah jam 10 saya bisa, Purwokertonya dimana Pak?".

Datang lagi balasan dari Beliau, "Saya nginep di Hotel Wisata Niaga. Besok bisa ke ruko eks kodim dekat Moro depan Bank NISP, brand toko IWAN FASHION".

Saya jawab lagi "Ok Pak, sampai ketemu besok".

Pagi harinya saya tiba di Terminal Purwokerto sekitar jam 6 kurang 20 menit. Kemudian naik taksi menuju ke kosan, karena bawa barang banyak jadi diputuskan untuk naik taksi. Sesampainya di kosan, saya langsung istirahat sebentar, duduk-duduk, nonton berita pagi seperti biasa. Kemudian jam 9 siap-siap menuju ke toko Iwan Fashion, tempat dimana saya dengan Pak Adib bertemu.

Saya berangkat bersama Nur Laila jam 9 lewat 20 menuju tempat pertemuan. Kami naik angkot menuju tempat pertemuan itu. Sesampainya disana, kami bertiga berdiskusi banyak hal. Walaupun saya masih sering menjadi pendengar, karena pengalaman beliau yang sangat luar biasa. Dari obrolan di pertemuan pertama kami dapat disimpulkan menjadi satu kata yaitu FOKUS.

Jadi dalam hal apapun, entah itu bisnis, pendidikan, profesional dan lainnya yang dibutuhkan agar dapat berkembang adalah harus dijalankan dengan FOKUS dan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan. Tanpa itu, akan sulit untuk mencapai kesuksesan.

Jangan pernah hiraukan kata-kata negatif dari orang lain, ambil positifnya aja. Asalkan kita tetap FOKUS untuk mencapai visi kita, maka kelak pasti akan tercapai.

Oleh karena itu, mulai dari sekarang, dari diri sendiri dan, dari hal yang kecil, mari kita mulai belajar FOKUS untuk mencapai tujuan.

Tetap FOKUS

dan SELALU FOKUS

Sampai ketemu Pak Adib di kesempatan lain.
Oiya pak, kalau ada acara offline saya diberitahu ya pak, saya belum pernah ikut acara offline-nya TDA nih pak. Saya ingin banyak mengenal teman-teman TDA biar tambah FUNtastic.

Salam Funtastic

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Seminggu Pulang Ke Jakarta

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya mau ngelanjutin postingan sebelumnya. Jadi selain untuk mengikuti PILKADA DKI, saya punya beberapa agenda lain. Salah satunya saya mengikuti Seminar 6 steps to massive business yang diadakan ActionCOACH di Hotel Peninsula pada tanggal 9 Agustus 2007.

Saya ikut seminar ini bareng bersama Nur Laila dan adik saya, Putri. Banyak sekali yang saya dapat dari seminar ini. Ternyata memang ada 6 langkah untuk meraih kesuksesan dalam bisnis. Dan keenam langkah tersebut sangat kompleks dan itu semua harus dimiliki oleh para pebisnis. Keenam langkah tersebut adalah, MASTERY, NICHE, LAVERAGE, TEAM, SYNERGY, dan RESULTS.

Di seminar tersebut juga akhirnya saya bertemu dengan beberapa member TDA untuk pertama kalinya, salah satunya adalah Pak Ichsan. Tetapi sayang sekali saya harus pulang terlebih dahulu, karena permasalahan transportasi, saya naik bus dari Cijantung ke tempat acara berlangsung, dan kembali lagi dengan cara yang sama. Jadi ada ketakutan tidak kedapatan angkutan sampe rumah, maklum masih kebawa kebiasaan di purwokerto. Ma’af ya teman-teman TDA, saya harus pulang terlebih dahulu, saya jadi gak bisa diskusi banyak deh. sedih rasanya. InsyaAlloh suatu saat kita pasti bertemu lagi.

Dan keesokan harinya saya menjalankan agenda berikutnya selama seminggu di Jakarta, yaitu Kulakan ke Tanah Abang. Waktu itu hari Jum’at, waktu yang begitu padat, saya berangkat bersama Nur Laila dari rumah sudah terlalu siang sekitar jam 9.30 karena sebelumnya saya harus ngurus KTP terlebih dahulu di kelurahan Cijantung, KTP sebelumnya Hilang entah kemana. Kemudian saya nunggu bus AC70 jurusan Kp.Rambutan - Tanah Abang di Ps Rebo, Waduh saya nunggu cukup lama juga sampe jam 10 an lebih. Akhirnya dapat juga bus yang saya maksud. Sampe Tanah Abang sudah jam 11.30an. Jadi tujuan pertama saya setelah turun dari bus adalah ke masjid untuk solat jum’at. Masjid di Blok F sudah penuh sesak, akhirnya saya menuju masjid yang ada di lantai paling atas Blok A. Sampainya di masjid khotbah kedua hampir selese, waduh sebenarnya kecewa juga gak denger khotbah dari awal, tetapi mau gimana lagi.
Setelah Sholat Jum’at selese saya lansung hunting apa saja yang mau dibeli, mencari-mencari dan terus mencari, tetapi yang didapat baru sedikit, belum seseuai dengan catatan yang saya saya bawa. Tetapi belum dapat semua yang dicari waktu sudah cukup sore sekitar jam 16.30an dan banyak toko yang sudah tutup. Ya.. padahal kan belum selesai, tetapi koq dah pada tutup. Berarti kulakan hari ini harus selesai dan akan dilanjutkan di hari berikutnya.

Tetapi ternyata hari Sabtu dan Minggu saya gak bisa untuk melanjutkan kulakan di Tanah Abang dan di geser ke Hari Senin. Hari Senen saya berangkat lebih pagi lagi dari hari jum’at, jam 8 sudah mulai nunggu bus jurusan Tanah Abang dari Kp. Rambutan. Dan dalam perjalanan saya mengalami kekecewaan yang sangat amat kecewa. Jalan macet lagi, bahkan di Tol sekalipun, bagi yang tinggal di Jakarta hal semacam itu pastinya bukan hal yang aneh, tetapi bagi saya hal tersebut belum terbiasa. Bisa tua di jalan nih kalo kaya gini terus. Tapi enjoy aja.

Pada hari itu saya bersama Nur Laila akhirnya sampai Tanah Abang sekitar jam 10 pagi menjelang siang. Kemudian mulai hunting sampai jam 4 sore. Dan kami sudah mendapatkan yang kami cari, yang utama adalah Underwear, kemudian ada kaos oblong, kemeja pria, celana jeans panjang dan 3/4, celana panjang bahan, kaos anak, setelan anak, celana anak dan mukenah. Cukup banyak juga memang, sampe-sampe kami keberatan bawanya.

Kemudian hari selasa keesokan harinya kami packing semua hasil kulakan di Tanah Abang. Setelah selesai packing, ternyata banyak juga yang kami bawa dan beratnya itu lho gak nahan. Waduh, banyak pikiran negatif yang terlintas tentang bagaimana cara bawanya. Ternyata setelah dijalankan tak sesulit yang saya pikirkan. Jadi intinya, KETAKUTAN KITA HANYA DALAM PIKIRAN KITA. dan kesimpulan lainnya adalah YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN. Dan itu saya sebut sebagai KEKUATAN PIKIRAN. Begitu juga dalam hal berbisnis, mindset seperti itu harus terus ditanamkan.

Menjadi pengusaha pun tidak harus langsung usaha dengan skala besar yang butuh modal besar. Dari usaha yang kecil seperti sekarang ini saya yahin akan menjadi besar kelak. Dan menjadi pengusaha memang harus menunda kesenangan terlebih dahulu pada awalnya untuk mencapai kesenangan absolut kelak.

Salam FUNtastic
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ayo Benahi Jakarta, Jakarta Untuk Semua

Assalamualaikum Wr Wb

Udah lama nih rasanya gak update blog ini. Maklum seminggu lalu sampai kemaren saya pulang ke Jakarta, mau ke warnet di sana lumayan mahal, soalnya dah kebiasaan di Purwokerto yang tarif warnetnya cuma Rp 1.500/jam. Jadinya sedikit perhitungan deh. Selain itu juga waktunya juga gak sempet tuk ke warnet. Banyak agenda yang harus dikerjakan dalam waktu seminggu di Jakarta.

Selama di Jakarta agenda pertama yang harus saya lakukan ikut Pemilihan Gubernur Jakarta (PILKADA DKI). Jadi waktu itu saya sampe Jakarta tanggal 8 jam 5 pagi, terus istirahat sebentar sampai jam 9, mandi dan kemudian sebagai Warga Jakarta yang mempunyai Hak Pilih saya berangkat ke TPS tuk milih Gubernur DKI berikutnya.

Dalam PILKADA ini saya berharap DKI Jakarta dapat berubah menjadi lebih baik, amin. Karena saya berlatar belakang pendidikan ekonomi, jadi saya berharap, pengangguran di Jakarta minimal dapat dikurangi atau bahkan DIHILANGKAN. Solusinya tentu saja dengan cara memperbanyak Lapangan Kerja BARU. Jiwa Entrepreneur terus dipupuk dalam masyarakat sejak dini. Malah menurut saya dalam hal ini pemerintah pusat maupun daerah tidak sanggup menyelasaikan masalah ini. Yang mampu adalah Pihak swasta (PENGUSAHA). Hal ini tercermin dalam penelitian skripsi yang sedang saya lakukan, yang menyimpulkan bahwa hubungan antara Investasi Pemerintah berbanding negatif dengan PDB Indonesia, sedangkan Investasi Swasta Dalam Negeri maupun Asing mempunyai hubungan positif.

Jadi sekarang kita jangan terlalu banyak berharap pada pemerintah untuk menciptakan Lapangan Kerja baru. Dan sebaiknya kitalah yang berperan dengan menjadi pelaku dari penciptaan Lapangan Kerja baru dengan cara BE AN ENTREPRENEUR. Dan pada suatu saat nanti Indonesia akan mengimpor tenaga kerja dari Negara lain.

Dengan jumlah pengangguran yang dapat dikurangi, maka kesejahteraan pun akan meningkat yang pada akhirnya kemiskinan pun akan berkurang. Sangat teoritis memang, tapi apa salahnya kita coba. Dan pemerintah hanya bertugas memudahkan segala perijinan tentang investasi atau membuka lapangan kerja baru, jalur birokrasi yang tidak jelas harus dihilangkan, dan mental para birokrat pun harus diperbaiki.

Sebagai warga DKI Jakarta mari kita dukung Gubernur terpilih dalam memimpin Kota yang sangat kompleks ini. Ingat!! kata yang digunakan disini adalah pemimpin bukan penguasa.

AYO BENAHI JAKARTA, JAKARTA UNTUK SEMUA

Wassalamualaikum Wr. Wb

Your Ad Here

Acara Seminar Financial Revolution

Gunung Slamet