Kamis, Januari 31, 2008

Bertemu Pak Zainal Abidin di Baturraden (bagian 2) + Wahyu Saidi

Ini masih ada sambungan dengan posting sebelumnya. Pada hari berikutnya 24 Januari 2008 saya kembali bertemu dengan Pak Zainal, kali ini tepat pada saat acara di Hotel Rossenda. Dan juga saya mendapat kesempatan kembali bertemu dan sharing dengan Pak Wahyu Saidi, owner Bakmi Langgara Group. Setelah beberapa bulan yang lalu saya bertemu beliau pada acara di kampus. Hal ini sungguh luar biasa bagi saya, bertemu dua orang hebat sekaligus dan berkesempatan belajar pada beliau berdua.

Acara tersebut sangat luar biasa menurut saya, Pak Zainal dan Pak Wahyu dapat “menyihir” peserta menjadi lebih semangat dan termotivasi serta menumbuhkan mental wirausaha dalam diri para peserta yang sebagian besar adalah masyarakat yang tinggal di hutan dan pinggir hutan. Peserta sangat antusias saat mendengarkan ceramah dari beliau berdua.

Dan tentunya ceramah itu juga sangat bermanfaat bagi saya. Semakin termotivasi diri saya dalam menjalankan bisnis.

wahyu saidi - eka kurniawan - zainal abidin

Pertemuan dengan Pak Wahyu kali ini mengingatkan saya saat sharing dengan beliau saat beliau ke Purwokerto pada kesempatam sebelumnya, beliau memberi saran pada saya, yaitu “kembali ke Jakarta”, dan sekarang jawaban dari problem bisnis saya di purwokerto adalah kembali ke Jakarta persis seperti yang beliau sarankan pada saya saat itu. Terima kasih Pak Wahyu Saidi, Alumni ITB, Tukang Bakmi.


Acara di Baturraden selesai sekitar pukul 12.00 siang, tapi pertemuan saya dengan beliau berdua tidak berhenti sampai saat itu saja, tapi saya ikut ke Purbalingga untuk kembali belajar dengan beliau, karena Pak Zainal dan Pak Wahyu pada hari itu juga diundang oleh pihak Kabupaten Purbalingga yang bekerja sama dengan Fakultas Peternakan UNSOED -fakultas saat Pak Zainal kuliah di Unsoed-. Peserta pada acara ini memiliki latar belakang yang berbeda sekali dengan perserta saat di Baturraden, yaitu para PNS Pemkab Purbalingga, Pengusaha, bahkan Wakil Bupati Purbalingga pun tidak beranjak dari tempat duduknya sampai acara selesai. Sungguh luar biasa “magnet” dari Pak Zainal dan Pak Wahyu, semua peserta baik itu “wong alas” maupun PNS Pemkab Purbalingga dan Pengusaha sangat antusias dalam mengikuti ceramah beliau berdua.

Setelah acara selesai saya pun berpisah dengan Sang Guru, Pak Zainal dan Pak Wahyu, Terima kasih. Saat bisnis saya di Jakarta nanti berjalan, mohon bimbingannya yang Pak..

Sampai ketemu Pak Wahyu dan Pak Zainal

Salam FUNtastic

Bertemu Pak Zainal Abidin di Baturraden

Tanggal 23 Januari 2008, TDA barlingmascakebo kedatangan tamu dari TDA Jakarta. Tamu tersebut adalah Pak Zainal Abidin, yang datang ke purwokerto untuk memberi materi kewirausahaan pada acara yang diadakan oleh “wong alas”. Acara tersebut diadakan tanggal 24 Januari 2008 di Baturraden dan Purbalingga.

Di tengah-tengah kesibukannya, Pak Zainal menyempatkan bertemu dengan kami, TDA Barlingmascakebo. Banyak hal yang kami dapat, khususnya untuk saya sebagai bekal untuk menghadapi perjalanan membangun “kerajaan bisnis” saya. Beliau memberikan materi yang menurut saya merupakan hal yang baru, dan materi tersebut pasti sangat membantu saya.

Kemudian pada “obrolan-obrolan” selanjutnya didapati bahwa ternyata Pak Zainal Abidin merupakan Alumni Fakultas Peternakan Unsoed. Saya tak menyangka di TDA ternyata ada alumni Unsoed, suatu kebanggaan bagi saya ada alumni Unsoed yang sukses sebagai TDA / wirausaha. Pak Zainal, kita satu Almamater, saya juga UNSOED pak.

Pak Zainal sungguh hebat, saat kuliah dulu beliau sudah punya bisnis yang menurut saya sangat hebat, yaitu jualan kambing, dengan omzet per minggu yang luar biasa. Dalam hati saya bilang, GILA, masih kuliah dah bisnis kambing dengan omzet yang GILA pula. Saya berpikir kenapa bisnis kambing yang dipilih, biasanya kan mahasiswa kalo punya bisnis masih memikirkan gengsi dalam bisnis.

Perjalanan bisnis beliau sangat luar biasa. Jatuh bangun sudah pernah dirasakan, intinya yaitu GAGAL, bangkit lagi, GAGAL lagi, bangkit lagi, GAGAL lagi, bangkit lagi dan akhirnya akan ketemu ujungnya yaitu SUKSES.


Kehebatan beliau lainnya adalah dengan mendirikan Institut Kemandirian, yaitu sebuah lembaga pendidikan untuk para pengangguran dengan outputnya nanti adalah sebagai pekerja yang handal dan atau wirausaha yang tangguh. Hebatnya lagi lembaga pendidikan tersebut dapat dinikmati dengan GRATIS, dengan syarat komitmen yang tinggi dalam menjalankan pendidikan tersebut. Sebuah konsep yang Unik. Dan ada lagi yang membuat saya kagum, ternyata Pak Zainal juga seorang penulis dengan lebih 90 judul buku.

Saya masih gak menyangka, ada alumni UNSOED yang sangat luar biasa seperti beliau. Sukses untuk Pak Zainal Abidin.

Terima kasih sudah menyempatkan waktunya untuk bertemu member TDA Purwokerto dan sekitarnya.


Salam FUNtastic

Senin, Januari 07, 2008

Alhamdulillah, Jawaban itu Sudah Kutemukan

Postingan kali ini masih ada hubungan dengan postingan sebelumnya yang tentang kebingungan nasib bisnis saya setelah kontrakan tempat habis. Tetapi bedanya dengan yang lalu adalah, postingan kali ini bersifat positif, bukan negative lagi seperti sebelumnya.

Jadi ceritanya gini, waktu bulan Desember 2007, pada saat kebingungan itu menghinggapi, saya konsultasi dengan orang tua, beberapa teman-teman TDA, dan teman-teman lain yang juga bisnis. Jawaban mereka semuanya seragam yaitu bisnis saya pindah ke Jakarta.

Kemudian saya pertimbangkan masak-masak, yang tadi idealisnya saya adalah bisnis di Purwokerto sampai bisa maju dan berkembang baru kemudian saya bisnis di Jakarta, tetapi ternyata bisnis itu bukan idealis tetapi realistis, akhirnya saya pun berubah pikiran dan memutuskan untuk berbisnis di Jakarta.

Jadi waktu saya ngobrol dengan Pak Roni di kantornya, Pak Roni bilang seperti ini, “kalo sukses bisnis di daerah belum tentu bisa sukses di Jakarta, tapi kalo sukses bisnis di Jakarta kemungkinan sukses di daerah akan lebih besar”. Terima kasih Pak Roni atas sarannya.

Selain itu saya jadi teringat pesan Pak Wahyu Saidi beberapa bulan yang lalu saat saya dengan beliau bertemu di Purwokerto setelah beliau memberi materi seminar bisnis di Unsoed. Pesan itu berbunyi, “Kembali ke Jakarta”, pesan itu terucap dari beliau setelah saya konsultasi bisnis dengan beliau yang kebetulan bidang bisnisnya sama dengan saya yaitu mie.

Jadi memang benar bisnis itu adalah real bukan sebuah idealis semata. Kemudian saya berpikir saya harus siap menghadapi masalah-masalah yang terjadi dalam menjalankan bisnis, bukan semata-mata saya mempertahankan idealis saya.

Kemudian ada lagi saran dari Mas Arif, yaitu kalo memang memutuskan untuk pindah kemanapun (Pada waktu itu sih alternatifnya ada tiga, bertahan di purwokerto, Bandung dan Jakarta) harus dipikirkan masak-masak, kalo memang belum dapat tempat, sebaiknya jangan buru-buru untuk mencari tempat, sebaiknya break dulu, sambil survey tempat yang memang benar-benar cocok dan strategis untuk usaha itu daripada nanti buru-buru dan dapat tempatnya malah sedapatnya dan belum tentu tempatnya cocok. Dan ternyata saran Mas Arif itu sama dengan saran Orang tua saya, dan sekarang saran itu sudah terlaksana, saya break dulu sampai dapat tempat yang cocok dan semua peralatan disimpen sementara di Rumah.

Terima kasih mas arif atas sarannya..
TDA memang luar biasa, bersama menebar rahmat, sesama kita berbagi.
FUNtastic

Jadi jawaban itu sekarang sudah kutemukan dan tepatnya tanggal 8 Januari 2008 di sore hari nanti saya akan bergerak ke Jakarta dengan membawa barang-barang keperluan warung menggunakan truk.

Semoga ini menjadi titik balik saya mencapai sukses dalam dunia bisnis, Amin..

Teman-teman TDA Jakarta sebentar lagi saya bisnis di Jakarta lho, mohon bimbingannya ya..

Dan akhirnya lirik lagu Koes Plus pun berdendang mengiringi saya, “Ke Jakarta Aku kan Kembali”..

Dan di akhir kata saya mengucapkan Alhamdulillahirrobbil alamin 


Salam FUNtastic..

Your Ad Here

Acara Seminar Financial Revolution

Gunung Slamet