Rabu, September 26, 2007

Orang Terkaya USA dan EBP

Assalamualaikum Wr Wb

Saat saya membaca Kompas hari ini, tanggal 26 September 2007 ada artikel yang menurut saya menarik dan itu memotivasi saya untuk terus berjuang sebagai Entrepreneur. Judul dari Artikel tersebut “Orang Terkaya AS dan EBP”, artikel ini berisi tentang orang terkaya di Amerika versi majalah Forbes.

Yang saya kagum adalah ternyata dari 10 orang terkaya di Amerika sebagian besar adalah Pengusaha yang berbasis kepada Pengetahuan , bukan yang berbasis Sumber Daya. Secara gampangnya mereka adalah orang yang kaya dengan menggunakan pengetahuannya dan bukan dengan sumber daya seperti Alam yang selalu terdepresiasi sedangkan pengetahuan semakin lama terus semakin berkembang dan akan terus berkembang selama kehidupan di dunia masih ada.

Untuk lebih jelasnya, baca artikel yang saya ambil dari Kompas tanggal 26 September 2007 di bawah ini :

===================================================================

Orang Terkaya AS dan EBP

”Aset paling berharga bagi perusahaan pada abad ke-21 adalah pengetahuan dan pekerja terdidik. Pengetahuan telah menjadi modal bagi pembangunan ekonomi, mengganti sumber daya alam yang tidak dapat menjadi andalan lantaran terdepresiasi, bahkan memunculkan perusakan lingkungan yang ujungnya merugikan umat manusia”. (Peter Drucker, Management Challenges for the 21st Century)

Pekan silam terbit daftar orang terkaya Amerika versi majalah Forbes. Yang menarik, urutan teratas masih – untuk ke-14 tahun berturut-turut – ditempati pendiri Microsoft Corp. Bill Gates, dengan harta sekitar 59 Miliar dollar AS (sekitar Rp 560 Trilyun). Pada urutan ke-4 ada Larry Ellison, pendiri dan CEO Oracle dengan kekayaan 26 Miliar dollar AS.

Perubahan terjadi pada daftar 10 orang terkaya. Untuk pertama kalinya tahun ini masuk dua pendiri perusahaan Google Inc, yakni Sergey Brin dan Larry Page, diurutan ke-5. Kekayaan kedua Mogul berusia 34 tahun ini membesar empat kali sejak tahun 2004 dan tahun ini menjadi sekitar 18,5 miliar dollar AS. Nilai saham perusahaan mereka meningkat 500 persen.

Nama-nama lain dalam daftar Forbes tersebut berasal dari kalangan investor, sementara urutan kedua diduduki oleh mogul kasino. Di luar itu harga minyak yang membumbung juga membantu meningkatkan kekayaan juragan (baron) minyak bersaudara, Charles dan David Koch, yang tahun ini menempati urutan ke-9 dengan kekayaan 17 miliar dollar AS.

Mengamati daftar di atas, satu hal yang menggelitik adalah tampilnya sosok-sosok yang berusaha di bidang teknologi informasi (TI), dalam hal ini Microsoft, Oracle, dan Google. Tampaknya, tampilnya orang-orang tersebut menggantikan citra lama bahwa yang bisa menjadi orang terkaya adalah mereka yang berusaha di sektor pertambangan, otomotif atau usaha konvensional lain.

Dari satu sisi, ini seperti menyiratkan atau membenarkan penilaian bahwa peluang ekonomi, atau perekonomian itu sendiri, telah berubah, yaitu dari ekonomi berbasis Sumber Daya (resource-based-economy) ke ekonomi berbasis pengetahuan (EBP) atau knowledge-based-economy.

Seperti disitir oleh Peter Ducker di atas, sumber daya (alam) tidak dapat diandalkan karena dapat terdepresiasi. Pada sisi lain, pengetahuan justru terus berkembang.

Kekuatan ”knowledge”

Seperti diuraikan Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Prof. Zuhal dalam bukunya (mengenai daya saing yang segera terbit), selama sejarah umat manusia sumber daya alam, seperti tana, mineral, minyak bumi dan hutan merupakan modal kesuksesan banyak bangsa, tetapi kini sumber daya alam bukan faktor utama lagi.

”Orang kini telah menemukan kekuatan baru yang nonfisik dan selalu terbarukan, itulah yang disebut knowledge atau ilmu pengetahuan,” tulisnya.

Bill Gates jelas contoh yang paling spektakuler. Ia bukan tuan tanah, bukan pemilik tambang minyak atau emas bukan industrialis dan bukan diktator yang memiliki tentara yang sangat kuat. Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, didapati bahwa manusia terkaya di dunia bermodalkan knowledge, dalam hal ini adalah pengetahuan tentang komputasi.

Ditambahkan bahwa nilai semua logam emas yang pernah ditambang dalam sejarah umat manusia, dari zaman sebelum Mesir Kuno sampai penambangan modern, seperti di Freeport, termasuk berbagai cadangan negara, seperti cadangan Amerika Serikat di Fort Knox, bernilai hanya kurang dari nilai enam perusahaan komputer/TI, yakni Microsoft, Intel, IBM, Cisco, Lucent, dan Dell. Jadi, nilai perusahaan TI di atas sungguh besar dan jauh lebih besar lagi kalau Google dan Oracle dimasukkan.

Dalam kolom iptek ini, 5 September silam, telah diulas pentingnya peram technopreneur, yakni wirausaha di bidang teknologi, dalam merespons perkembangan zaman. Selain menelurkan tenaga-tenaga IT yang kapabel, pendidikan in sendiri diharapkan bisa mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Dalam soal terakhir itu, riwayat hidup tokoh seperti Bill Gates, juga orang-orang terkaya dari bidang TI di atas, bisa disimak. Bill Gates seharusnya bangga karena tehun 1973 ia diterima di Universitas Harvard yang amat bergengsi. Namun, pada tahun awal ia sudah men-DO-kan diri karena ingin mencurahkan segenap tenaga dan pemikirannya untuk Microsoft, perusahaan yang didirikan tahun 1975 dengan teman semasa masih remaja, Paul Allen. Mereka seperti mendapat ”wangsit” dan itu lalu menjadi keyakinannya bahwa PC akan menjadi alat yang sangat berguna di setiap kantor dan di setiap rumah sehingga mereka lalu terpanggil untuk membuat program untuk PC.

Disinilah tampak betapa kecerdasan Gates mampu melihat apa yang akan terjadi pada masa depan dan menangkap apa yang dibutuhkan. Lebih dari itu, ia memberanikan diri memenuhi panggilan hidup untuk membela visi yang diyakini tersebut dengan mendirikan perusahaan.

Hal yang samajuga diperlihatkan orang terkaya lain, Larry Ellison. Ia mendirikan Oracle tahun 1977 dengan mengerahkan semua uang 2.000 dollar AS miliknya. Riwayatnya juga tidak seluruhnya bulan purnama karena tahun 1990 Oracle dilanda krisis dan nyaris bangkrut. Di luar itu, Oracle survive dan kini banyak disebut sebagai perusahaan pembuat perangkat lunak nomor dua di dunia.

Merespons zaman baru

Menanggapi zaman (ekonomi) baru ini, Indonesia tentu saja harus merespons kalau tak mau semakin tertinggal. Menteri Komunikasi dan Informatika (menkominfo) Mohammad Nuh sempat menyebut perlunya dicapai massa kritis agar TI memberi manfaat berarti bagi pertumbuhan Indonesia. Maksud Menkominfo adalah tentu tidak saja pengetahuan TI semakin merasuk dalam sendi kehidupan bangsa, tetapi juga berarti karena tenaga TI yang mencapai massa kritis akan lebih mudah menggerakkan semangat kewirausahaan.

Dalam kaitan EBP, sebenarnya bidang yang terbuka tidak semata TI karena elemen fundamental disini adalah pada aspek daya saing, yang muncul karena adanya keunggulan kompetitif, bukan lagi keungguluan komparatif.

EBP – yang mulai sering disebut-sebut disini pada awal 1990-an – menyiratkan bahwa negara tidak dapat bersandar dari ekonomi semata, tetapi juga pada semua aktivitas kehidupan warganya dalam proses penciptaan, pemanfaatan, dan pendistribusian pengetahuan. Penerapan EBP dimaksudkan untuk mencapai daya saing, produktivitas dan pertumbuhan dengan pendekatan baru, melalui pendidikan, inovasi, pemanfaatan IT, meluaskan jejaring kerja sama, dan – yang tidak kalah pentingnya menurut Prof. Zuhal – adalah melalui pemberian peranan baru yang berbeda pada pemerintah.

Sejumlah negara, seperti Norwegia (yang kini terkenal dengan salmon dan ekspor migasnya) dan juga Finlandia (dengan industri telepon selulernya) adalah contoh sukses melalui penerapan EBP. Indonesia dalam hal ini pun perlu menetapkan langkah, kalaupun bukan menciptakan ”orang terkaya”, untuk memperbaiki perikehidupan rakyat pada umumnya. ( diambil dari kompas tanpa diedit )

===================================================================

Artikel ini sangat memotivasi saya. Jadi setelah saya baca, semua orang sesungguhnya bisa sukses walaupun tidak mempunyai Sumber Daya. Kita hanya butuh suatu pemikiran yang hebat dari pengetahuan yang kita punyai. Kita tidak perlu punya uang banyak untuk memulai usaha, tapi hanya dengan suatu pengetahuan kita dapat menghasilkan uang yang banyak.

Kalau kata Tung Desem Waringin, UANG itu adalah IDE.

Kalau saya menyebutnya Intelektual Kapital.


Salam FUNtastic
To Be Entrepreneur NOW !!!

Tidak ada komentar:

Your Ad Here

Acara Seminar Financial Revolution

Gunung Slamet