Minggu, September 23, 2007

JANGAN MAU SEUMUR HIDUP BERADA DI "NEGERI"

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pada tahun 1990, pada saat berumur 5 tahun, saya sudah mulai masuk Sekolah Dasar, yaitu di Sekolah Dasar NEGERI 01 Pagi Cijantung. Alhamdulillah saya hanya enam tahun bersekolah di Sekolah Dasar. Dan akhirnya lulus pada tahun 1996. Walaupun dengan Nilai Ebtanas yang cukup bagus tapi masih banyak teman saya yang lebih baik dari saya.

Kemudian setelah lulus saya mendaftar masuk ke Sekolah Lanjutan Menengah Pertama NEGERI 217 Jakarta. Alasan saya masuk ke SLTP 217 karena saya tidak yakin NEM saya memenuhi persyaratan bila masuk ke SLTP lain yang lebih baik. Selain itu lokasi SLTP sangat dekat dengan rumah orang tua saya. Tapi tidak masalah bagi saya, YANG PENTING MASUK NEGERI. Tiga tahun saya menempuh pendidikan di sana, dan Alhamdulillah selalu masuk di kelas yang katanya unggulan disana, yaitu I-1, II-1, dan III-1, pokoknya yang pake embel-embel 1 di belakang angka kelas. Padahal prestasi akademik saya pas-pasan. Akhirnya pada tahun 1999 saya berhasil lulus dari SLTP, walaupun dengan NEM yang pas-pasan.

Selepas lulus dari SLTP, kemudian saya mendaftar ke beberapa Sekolah Menengah Umum NEGERI. Yang menjadi tujuan utama adalah SMU NEGERI 98 Jakarta di Kalisari, Pasar Rebo. Alasan yang paling kuat untuk masuk ke sana adalah ada lapangan bola di depan sekolahnya. Pada saat itu memang saya seorang ”Gila Bola” dan saat itu juga saya punya cita-cita menjadi pemain sepakbola profesional. Tetapi pada saat daftar ke sana ternyata saya hanya masuk di daftar cadangan untuk masuk ke SMUN 98. Udah kaya sepak bola saja kan, ada cadangannya segala. Di saat seperti itu, yang penuh dengan ketidakpastian, saya mencoba mendaftar ke SMU Swasta. Dan pada akhirnya saya diterima di salah satu SMU Swasta. Pada saat masuk pertama kali dan mengikuti Masa Orientasi Sekolah (MOS). Tetapi saya mengikuti MOS dan masuk di Sekolah Swasta itu hanya satu hari, karena pada hari berikutnya saya di terima di SMU NEGERI 98. Ternyata banyak yang mengundurkan diri dan akhirnya saya yang tadinya sebagai pemain cadangan dapat menjadi pemain inti. Alhamdulillah.

Mungkin karena masuk SMU NEGERI 98 sudah mempunyai niat yang lain, yaitu mau main bola, jadi akademiknya pun tidak terlalu bagus malah lebih cenderung pas-pasan. Setelah tiga tahun saya menempuh pendidikan di sana saya lulus pada tahun 2002, sekarang saya lupa NEM dari SMU berapa ya, ijazahnya juga kalau tidak salah ada di lemari kamar kos saya, tidak pernah diliat-liat lagi, mudah-mudahan sih belum digigitin tikus. : )

Lulus dari SMU saya mengikuti SPMB. Karena waktu kelas tiga saya mendapatkan jurusan IPS, maka saat SPMB saya mengambil IPS. Padahal waktu itu pengen bangat masuk ke Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Saat SPMB saya memilih dua Universitas, yang pertama, dengan ”kegilaan” saya pada olah raga, dan sampai pada saat itu saya masih belum bisa menjadi atlet, maka saya memilih jurusan Kepelatihan Olahraga di Universitas NEGERI Jakarta. Yang kedua, karena waktu kelas tiga mengambil jurusan IPS, maka saya ada ketertarikan pada bidang ekonomi, dan yang menjadi pilihan pada saat itu adalah jurusan Ekonomi Pembangunan atau lebih dikenal dengan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto. Atau kata teman kuliah saya Hendra yang juga member TDA menyebut IESP adalah singkatan dari Ilmu Ekonomi Studi Pengusaha, saya berharap sih seperti itu. Atau ada juga yang menyebut Ilmu Ekonomi Spesialis Pejabat, karena memang menteri bidang ekonomi kebanyakan berlatar belakang IESP, mudah-mudahan nanti ada teman saya yang jadi menteri, atau mungkin malah saya. Amin..

Akhirnya saat pengumuman SPMB nama saya terdaftar di dalamnya, setelah dicek kodenya, ternyata saya masuk di IESP UNSOED, dan bukan di UNJ. Alhamdulillah.. Saya berhasil masuk NEGERI lagi. Kalau yang ini lebih dahsyat, SPP nya murah bangat, bahkan lebih murah dari SMU dimana saya sekolah sebelumnya. SPP nya sebesar Rp 250.000 per semester atau per bulannya sebesar Rp 41.666,67 dan itu sudah tidak perlu bayar SKS lagi. Kayanya paling murah sedunia tuh.

Bila diruntut dari awal, dari Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum sampai Kuliah, saya selalu di NEGERI. Memang pada saat kita menuntut ilmu di bangku sekolah, sekolah di NEGERI merupakan pilihan terbaik. Alasan pertama dan yang palling utama, adalah MURAH. Urusan kualitas, banyak sekolah dan kampus Swasta yang jauh lebih baik dari NEGERI.

Selama kurang lebih 17 tahun saya di bantu oleh NEGERI, biaya sekolah yang relatif MURAH dibanding dengan di Swasta sangat membantu masyarakat dalam urusan bersekolah. Bahkan sekarang tidak sedikit sekolah NEGERI yang membebaskan siswanya dari biaya, atau GRATIS.

Hal tersebut juga sama bila kita memilih menjadi Pegawai NEGERI sebagai jalan hidup dan sumber nafkah. Apa yang sama? Oh ternyata yang sama adalah MURAHnya. Seperti kita ketahui bersama, berapa gaji Pegawai NEGERI secara umum. Banyak Pegawai NEGERI yang mengeluh soal kecilnya gaji, tetapi anehnya mereka tetap memilih menjadi Pegawai NEGERI. Banyak orang yang tertarik menjadi Pegawai NEGERI beralasan karena menjadi Pegawai NEGERI lebih AMAN, tidak bakal dipecat, paling dimutasi. Mereka merasa aman di ZONA NYAMAN, atau bahasa jawanya COMFORT ZONE. Walaupun pendapatannya pas-pasan. Selain itu, ada juga orang yang memilih menjadi Pegawai NEGERI bertujuan untuk mengabdi kepada negara.

Tetapi saya berbeda dengan kebanyakan orang. Walaupun selama masa pendidikan saya memilih NEGERI sebagai tempat menuntut ilmu, tetapi setelah lulus kuliah saya tidak terpikir untuk memilih NEGERI sebagai tempat mencari nafkah, dan akhirnya hidup di COMFORT ZONE yang serba pas-pasan. Toh ada yang pilihan yang jauh lebih baik, kenapa kita harus memilih menjadi Pegawai NEGERI ?

Menjadi PENGUSAHA adalah pilihan saya. Dan menjadi PENGUSAHA adalah jauh lebih baik dari Pegawai NEGERI. Bila memang alasannya untuk mengabdi kepada negara, bagi saya menjadi PENGUSAHA lebih nyata bahwa kita mengabdi kepada negara. Kita sudah membantu negara dalam mengurangi PENGANGGURAN, itu yang pertama, yang kedua menjadi PENGUSAHA dapat meningkatkan Pendapatan Nasional atau Produk Domestik Bruto. Bila menjadi Pegawai NEGERI dengan alasan untuk mengabdi pada negara, bagi saya itu adalah alasan SEMU, yang menjadi tujuan utama adalah COMFORT ZONE.

Menjadi PENGUSAHA lebih mulia dari PEGAWAI.

Dan TANGAN DI ATAS lebih mulia dari TANGAN DI BAWAH.

Tulisan di atas merupakan pilihan saya, bagaimana dengan ANDA?

Dengan menggunakan bahasanya Valentino Dinsi, saya berpesan :

JANGAN MAU SEUMUR HIDUP BERADA DI "NEGERI"

Wassalamualaikum Wr. Wb

Salam FUNtastic

And To Be ENTREPRENEUR

1 komentar:

taNti mustika mengatakan...

looohh...adek kelas ku di 98 dooong?
hehehe, salam kenal...

Your Ad Here

Acara Seminar Financial Revolution

Gunung Slamet